Sabtu, 26 Juni 2010

ATAP YANG TAK BERTIANG

Bila hari cerah, dan matahari menampakkan sinarnya, serta putihnya awan tersibak dari kerumunannya. Akan nampak nuansa biru nan indah bak permadani terhampar luas tak bertepi.

Langit, demikian kita menamakannya atau dalam ilmu astronomi sering pula disebut dengan jagad raya. Merupakan sebuah misteri yang masih menjadi teka - teki hingga kini. Rahasianya menjadi perhatian sebagian besar umat manusia, terutama pada astronom. Tidak kurang para pakar astronom kuno dari Arab, Cina, Mesir, india dan Yunani secara terpisah melakukan penelitian jagad raya dengan mata telanjang.
Tidak heran bila ilmu astronomi lantas inamakan sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang tertua di dunia.
Allah ta'ala tidak menjadikan langit yang tak bertepi kosong tanpa isi, namun Allah ciptakan galaksi - galaksi yagn merupakan kumpulan - kumpulan tata surya berisikan benda - benda langit. salah satunya adalah Bima sakti yang di dalamnya memuat kumpulan tata surya kita.
Allah ta'ala menjadikan langit sebagai atap tempat kita bernaung selain bumi yang kita pijak.
"Apakah kalian lebih kuat daripada langit yang Allah bangun? allah mengangkat atapnya dan meratakannya? (QS. An-Naziat: 27 - 28)
Bumi, Lautan, udara, dan semua yang berada di bawah langit jika dibandingkan dengan langit bagaikan setetes air lautan. oleh karena itu al-Qur' an sering kali menyebut langit dalam ayat -ayatnya sebagai kabar tentang keluasan langit dan kebesarannya.
"Sesunguhnya pada kejadian langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berjalan di atas lautan dengan membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, air yang diturunkan oleh Allah dari langit yang dengannya Allah menghidupkan bumi setelah matinya dan Allah menyebarkan makhluk melata dimuka bumi, hembusan angin, dan mega yang ditundukkan di antara langit dan bumi, sungguh merupakan tanda - tanda kekuasaan Alah bagi mereka yang berfikir" (QS. Al-Baqarah: 164).
Semua benda langit yang ada di dalamnya adalah selain sebagai tanda kebesaran-Nya, juga hiasan yang menjadikannya indah hingga datang satu masa di mana sang pencipta melipatnya.